Hari ini adalah hari yang telah kami tunggu-tunggu setelah kemenangan kami pada hari karnaval tanggal 17 Agustus lalu. Kami telah dipersiapkan dengan baik oleh Ibu Mus untuk mengikuti perlombaan ini. Beliau telah menaruh harapan besar terhadap kami. Beliau berharap kami dapat memenangkan perlombaan cerdas cermat ini karena ia sudah bosan dihina dan ia ingin menaikkan martabat sekolah SD Muhammadiyah yang sudah bertahun-tahun diremehkan. Selama mempersiapkan kami, Ibu Mus berpontang-panting mengumpulkan kami contoh-contoh soal dan bekerja sangat keras untuk melatih kami dari pagi sampai sore. Ibu Mus telah memilih tiga orang untuk mengikuti lomba cerdas cermat itu, di antaranya aku, Lintang, dan Sahara. Hari ini, aku telah duduk di depan meja perlombaan yang telah di sediakan bel agar kami dapat menekannya dulu sebelum menjawab. Sahara adalah orang yang mempunyai tugas untuk menekan bel itu, tapi kegugupan kami membuat kami semua menjadi orang yang bingung harus melakukan apa. Sekeras apapun Ibu Mus menguatkan kami, mental kami bertiga sudah lemah dan kami tetap menjadi gugup.
Kami duduk menghadapi sebuah meja mahoni yang panjang, besar, indah, dan dingin. Seluruh teman-teman kami dan orang tua kami datang untuk menyemangati kami. Pendukung terbanyak adalah pendukung sekolah PN, mereka menggunakan seragam khusus dengan tulisan mencolok di punggungnya: VINI, VIDI, VICI, artinya AKU DATANG, AKU LIHAT, AKU MENANG. Anggota regu sekolah PN telah di seleksi secara ketat di sekolahnya, dan mereka adalah murid yang terbaik dari yang terbaik. Tiap pakaian anggota regu juga sangat berbeda. Mereka mengenakan jas warna biru gelap yang indah, sepatu yang seragam dengan celanan panjang berwarna serasi, dan mereka berdasi. Lomba ini dihadiri oleh Drs. Zulfikar, seorang guru teladan provinsi yang telah lulus dari fakultas MIPA, universitas negeri ternama. Ia adalah guru fisika yang sekarang mengajar di sekolah SD PN.
Di antara pendukung-pendukung kami, ada Trapani dan ibunya yang saling bergandengan tangan. Aku melihat pelajar-pelajar wanita yang berbisik-bisik sembari melihat ke Trapani. Semakin remaja, Trapani semakin tampan. Sesungguhnya dalam seleksi tim yang akan mewakili sekolah kami, Trapani yang terpilih, skornya jauh lebih tinggi daripada skor Sahara, namun karena Sahara memiliki skor geografi yang tinggi, maka Trapani dengan lapang dada memberikan tempatnya dan memberinya kesempatan untuk Sahara. Trapani adalah pria yang tampan dan berjiwa besar.
Perlombaan telah dimulai dengan kedatangan seorang wanita anggun yang bergaun jas cantik berwarna merah muda berdiri, Wanita itu yang membacakan soal-soal lomba kepada kami, pertanyaan pertama telah bergema, dan sebelum wanita itu menyelesaikan kalimatnya, bel telah berbunyi yang telah dibunyikan oleh Lintang, setelah ia menekan bel, ia langsung menjawab pertanyaan itu dengan lantang dan benar. Sudah banyak soal-soal yang dibacakan oleh wanita itu, dan tetap Lintang yang selalu menekan bel sebelum kalimat terselesaikan. Sampai pada tengah pertanyaan, Drs. Zulfikar merasa tidak terima karena murid seperti kami dapat menjawab soal-soal dengan lancar dan benar. Debat yang hebat terjadi di antara Drs. Zulfikar, Lintang, dan juri-juri yang berada disitu, sampai pada akhirnya Lintang memilih untuk menjelaskan semua yang ia ketahui tentang substansi cincin Newton yang diperdebatkan sedari tadi. Aku sangat bangga memiliki teman seperti Lintang, Ibu Mus pun tersenyum bangga kepada kami karena kami dapat memenangkan lomba ini dan dapat menaikkan martabat SD Muhammadiyah yang selalu diremehkan banyak orang.
0 comments:
Post a Comment