Memang menyenangkan ketika kita beranjak dewasa. Di sekolah pelajaran sudah mulai bermanfaat. Misalnya pelajaran membuat telur asin, menyemati biji sawi, membedah perut kodok, keterampilan menyulam, menata jamur, dan praktik memasak. Selain itu, kami juga sudah dapat berbicara bahasa Inggris walaupun masih terbata-bata. Menurutku, tugas yang paling menyenangkan yaitu pada saat kita belajar untuk menerjemahkan lagu lama yang berjudul "Have I Told You Lately That I Love You". Lagu ini mempunyai arti yang indah yang menceritakan tentang seorang anak muda yang benci sekali ketika disuruh gurunya membeli kapur tulis. Sampai pada suatu hari ketika ia berangkat dengan jengkel untuk membeli kapur tersebut, nasib telah menunggunya di pasar ikan dan menyergapnya tanpa ampun.
Bagiku, membeli kapur adalah salah satu tugas yang paling tidak menyenangkan selain menyiram bunga. Kami biasa membeli kapur di toko Sinar Harapan yang terletak di Belitong Timur yang letaknya sangat jauh dari sekolah kami. Untuk pergi kesana dibutuhkan orang yang kuat untuk mencium bau lobak asin, tauco, kanji, kerupuk udang, ikan teri, asam jawa, air tahu, terasi, kembang kol, pedak cumi, jengkol, kacang merah, dan berbagai bau darah ikan yang membuat daerah toko itu menjadi semakin berbau amis. Selain itu, jika kita masuk ke toko itu, maka baunya akan tercampur dengan mainan anak-anak, aroma kapur barus yang membuat mata berair, bau cat minyak, bau gaharu, bau sabun colek, bau obat nyamuk, dan bau tembakau lapuk yang terletak di atas rak besi yang sudah bertahun-tahun tidak laku dijual.
Hari ini adalah giliranku dan Syahdan untuk membeli kapur. Kami naik sepeda dan membuat perjanjian bahwa saat berangkat ia akan memboncengku sampai ke sebuah kuburan Tionghua, dan setelah itu, aku akan menggantikannya mengayuh sampai ke pasar. Aku menaiki sepeda itu tanpa selera, setengah hati dan menyesali tugas yang diberikan ini sepanjang perjalanan. Aku kesal karena rantai sepeda yang terlalu kencang yang membuat sepeda itu susah dan berat untuk dikayuh.

Aku berbalik meninggalkan toko itu dan merasa kehilangan seluruh bobot tubuh dan beban hidupku. Aku menghampiri sepeda reyot Pak Harfan yang sekarang terlihat seperti sepeda keranjang baru. Aku dihinggapi perasaan bahagia yang aneh, perasaan yang tidak pernah aku alami sebelumnya.
0 comments:
Post a Comment